Jumat, 01 Mei 2015

Pepes cumi...

     Pepes Cumi? Hmm..kebayang enaknya. He2..sebagai penggemar makanan laut bertinta itu, saya langsung beli saat ada seorang ibu tua yang menjajakan dagangannya di tempat kerja saya. Awalnya saya tidak berniat beli pepes saat ibu tua itu menawarkan barang dagangannyaTapi melihat ibu setua itu masih mau berjualan dan beliau menawarkannya dengan ramah, akhirnya saya putuskan untuk melihat barang dagangannya..Ibu itu menenteng dua buah keranjang cukup besar. Satu keranjang berisi aneka pepes, sedang keranjang lainnya berisi buntil daun talas dan daun singkong.
Saat saya tanya pepes apa saja, dia bilang pepes kakap, pepes cumi, dan pepes peda. Saya teringat anak saya yang gemar sekali makan cumi, he2.. termasuk saya dan suami. akhirnya saya memilih pepes cumi yang tidak pedas.Sudah kebayang, pasti anak saya suka sekali kalau dia pulang sekolah dan di meja makan ada pepes cumi. Selama ini kalau pepes kan biasanya pepes kakap, pepes peda, atau pepes teri. Baru sekali ini saya menemukan menu pepes cumi.Mukanya berseri-seri dan berkali-kali mengucapkan terima kasih saat saya selesai membayar pepes cumi dagangannya. Ah, mungkin dagangan ibu itu baru laku sedikit, karena saat saya melihat keranjang dagangannya, baik pepes maupun buntilnya masih banyak.
     Sampai rumah, anak saya belum pulang sekolah. Saya buka pepes cumi yang tadi saya beli.Bungkus daun pisangnya cukup tebal dan aroma daun yang agak gosong membuat saya jadi semakin lapar. Setelah saya buka beberapa lapis daun pisang, saya cicipi pepes cuminya. Dan.. sya tidak menemukan tanda-tanda cumi. yanga ada hanya papes ikan asin.Beberapa potong ikan asin layur kering terkubur di dalam parutan kalapa berbumbu. Ah, mana cuminya? Subhanallah, ternyata ibu tadi tidak jujur. Jelas-jelas dia menawarkan pepes cumi, kenapa yang saya terima pepes ikan asin. Mencoba berpikir positif, mungkin dia keliru atau salah ambil tadi. Tapi biasanya untuk jenis pepes yang berbeda pasti pedagangnya sudah menandainya agar tidak keliru.
     Sebelum tidur, saya tuliskan ini. Saya sudah memaafkan ibu tua tadi. Berharap agar dia menjadi pedagang yang jujur agar rizki yang dia terima berkah. Semoga ibu tua tadi hanya salah ambil dan tidak bermaksud tidak jujur pada para pembelinya. Ibu pedagang pepes, semoga engkau diberi kesehatan dan siapa tahu kalau kita ketemu lagi, saya akan mencicipi pepes cumimu..

2 komentar:

Obat Herbal Polip Hidung mengatakan...

saya kurang minat denag makanan laut seperti cumi.idan udang

Obat Darah Tinggi Alami mengatakan...

saya pengen coba gurita.. soalnya belum pernah makan gurita.