Selasa, 01 Juli 2014

Aku mau puasa...

  Putriku Syifa berumur 11 tahun dan baru saja mendapatkan mensturasinya yang pertama. Saya sebagai ibu berusaha memberitahu hal2 seputar mensturasi. Apa yg harus dilakukan, cara memakai dan membuang pembalut termasuk larangan slm mens yaitu sholat dan puasa. Disekolahpun dia memberitahu guru kelasnya saat ijin tdk sholat dzuhur berjamaah krn sedang mens. Saat saya menelpon guru kelasnya memberitahu hal tsb, gurunya bercerita kalau Syifa sdh memberitahunya. Bahkan dikelas saat mentoring keputrian, jg dibahas mengenai seputar mens. Saya pikir dia sdh paham mengenai hal tsb
Bersyukur juga pada saat mens di awal, dia tidak mengeluh sakit perut. Tapi beberapa hari lalu, tiba2 dia mengeluh sakit perut dan menangis kesakitan. Saat saya tanya rasanya gimana, apa mules, kembung atau gimana dia gak bisa jelasin dan bilang sakit.. sakit ma. Kemudian saya menyuruh dia ganti pakaian yang nyaman dan menyuruhnya tidur. Pas mau ganti pakaian saya melihat ada bercak darah di pakaiannya.. Ah.. ternyata dia mensturasi lagi. Setelah ganti baju, sambil tiduran ,saya elus2 kepalanya saya beritahu kalau sakit perut yang dia rasakan karena datangnya mensturasi. Kebetulan saat itu malam pertama bulan Romadhon dan kami semua bersiap-siap untuk sholat tarawih. Pelan-pelan saya beritahu Syifa kalau dia tidak usah Sholat Tarawih dan puasa dulu. Spontan dia protes dan menangis,
 "Aku mau puasa ma..aku mau puasa. Kenapa aku gak boleh puasa? " Antara geli dan kasihan aku mencoba mengingatkan dia mengenai syarat sahnya puasa yang baru beberapa hari lalu dibahas gurunya di kelas. Dia tahu, dia masih ingat materi pelajaran itu, tapi dia malu kalau dia gak puasa ketika semua orang puasa.Dan dia masih tetap sedih sampai dia tertidur. Paginya saat semua berpuasa, saya tawari dia makan pagi tapi dia tidak mau. Dia tetap bilang, aku mau puasa ma. Kemudian aku bisiki supaya dia mau makan pagi di kamar.Aku katakan, kalau sudah aku siapkan segelas teh hangat serta nasi hangat dan opor ayam. Di kamar, dia menunduk saja tidak mau makan dan minum. Ah, aku tahu.. ternyata dia malu karena tidak puasa. Kemudian, aku tawari kalau makannya aku suapi, dengan malu-malu  dia mengangguk, tanda setuju.Masih malu-malu dia makan sambil aku suapi. Alhamdulilah, seporsi nasi dengan lauk  opor ayam habis dan ditutup dengan setengah gelas teh hangat.Setelah makan, aku ajak ngobrol sambl memberi pengertian sekali lagi kalau wanita haid, tidak diperbolehkan puasa dan menggantinya di hari lain diluar puasa...

   

Tidak ada komentar: