Karena jilbab putih mungil itu…
Sebagai seorang muslim tentu kita tahu kewajiban menutup
aurat seperti yang tercantum dalam al-Qur’an. Dan sebagai seorang ibu tentu
saya juga ingin anak perempuan saya terlatih untuk menutup aurat sejak kecil.
Yach… sejak usia tujuh bulan saya membiasakan putri saya yang sekarang berusia lima tahun untuk memakai
jilbab apabila saya mengajaknya pergi..
Alhamdulillah…dia tidak menolak dan sudah terbiasa dengan
jilbab di kepalanya apabila dia keluar rumah. Pernah dia tergesa-gesa pergi
keluar rumah karena dia dipanggil temannya dan dia lupa memakai jilbab, selang berapa
menit dia berlari masuk rumah dan mengatakan “Oh ya ma, saya lupa tidak pakai
jilbab”, kemudian dia memakai jilbabnya dan berlari menemui temannya lagi. Bahkan,
saat dia harus dibawa ke Rumah Sakit karena sakit panas, dia menolak melepas
jilbabnya ketika dokter akan meriksanya di ruang IGD. Dia mau membuka jilbabnya
saat dia sudah ada di dalam kamar Rumah Sakit.
Putri saya adalah anak yang aktif, lincah, suka berlari dan
meloncat seperti anak seusianya. Dia juga pernah lepas dari genggaman kami saat
kami berbelanja di sebuah super market. Alhamdulillah, karena jilbab oranye
mungilnya kami cepat menemukan dia. Dia tidak menangis, tapi dia berdiri di
dekat kasir saat kami menemukannya. Sejak saat itu kami selalu menggandeng
tangannya bila mengajaknya pergi.
Suatu hari, kami pergi ke sebuah mini market di dekat rumah
kami untuk membeli oleh-oleh untuk saudara kami. Kebetulan suami saya bertemu
dengan temannya dan dia menunggu kami sambil ngobrol dengan temannya. Saat di
kasir, saya mengatakan padanya agar jangan keluar dulu karena saya sangat
khawatir kalau-kalau dia berlari menyeberang jalan menemui ayahnya.
Ternyata apa yang
saya khawatirkan terjadi. Baru saja saya membuka pintu mini market dia langsung
berlari dengan cepat untuk menemui ayahnya di seberang jalan. Padahal jalanan
sangat ramai dengan lalu lalang kendaraan. Saya berteriak memanggil namanya dan
berlari secepat kilat untuk meraih tangannya. Tapi larinya begitu cepat sehinga
saya tidak bisa menggapai tangan mungilnya.
Saya hampir putus asa, namun di saat kritis itu tangan saya bergerak
cepat untuk menarik ujung jilbab putihnya ..Allohu Akbar! Langkahnya terhenti,
dan kepalanya mendongak keatas karena saya manarik ujung jilbabnya.Saya
terduduk lemas karena beberapa detik kemudian sebuah angkot melaju dengan
kencang beberapa senti di depan kami..
Subhanallah, Allahhu akbar…tak henti-hentinya saya mengucap
syukur atas pertolongan allah.. Bahkan air mata saya meleleh karena merasakan
betapa besar kuasa Allah..Saya membayangkan, kalau anak saya tidak memakai
jilbab, apa yang akan terjadi padanya, meski saya sadar, bahwa lahir dan ajal
itu ada ditangan allah.
Ah, karena jilbab putih mungil itu, aku masih bisa memeluk
belahan jiwaku.. Teriama kasih, Allah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar