Jumat, 17 Januari 2014

Karena jilbab putih mungil itu…



Karena jilbab putih mungil itu…


Sebagai seorang muslim tentu kita tahu kewajiban menutup aurat seperti yang tercantum dalam al-Qur’an. Dan sebagai seorang ibu tentu saya juga ingin anak perempuan saya terlatih untuk menutup aurat sejak kecil. Yach… sejak usia tujuh bulan saya membiasakan putri saya yang sekarang berusia lima tahun untuk memakai jilbab apabila saya mengajaknya pergi..

Alhamdulillah…dia tidak menolak dan sudah terbiasa dengan jilbab di kepalanya apabila dia keluar rumah. Pernah dia tergesa-gesa pergi keluar rumah karena dia dipanggil temannya dan dia lupa memakai jilbab, selang berapa menit dia berlari masuk rumah dan mengatakan “Oh ya ma, saya lupa tidak pakai jilbab”, kemudian dia memakai jilbabnya dan berlari menemui temannya lagi. Bahkan, saat dia harus dibawa ke Rumah Sakit karena sakit panas, dia menolak melepas jilbabnya ketika dokter akan meriksanya di ruang IGD. Dia mau membuka jilbabnya saat dia sudah ada di dalam kamar Rumah Sakit.

Putri saya adalah anak yang aktif, lincah, suka berlari dan meloncat seperti anak seusianya. Dia juga pernah lepas dari genggaman kami saat kami berbelanja di sebuah super market. Alhamdulillah, karena jilbab oranye mungilnya kami cepat menemukan dia. Dia tidak menangis, tapi dia berdiri di dekat kasir saat kami menemukannya. Sejak saat itu kami selalu menggandeng tangannya bila mengajaknya pergi.

Suatu hari, kami pergi ke sebuah mini market di dekat rumah kami untuk membeli oleh-oleh untuk saudara kami. Kebetulan suami saya bertemu dengan temannya dan dia menunggu kami sambil ngobrol dengan temannya. Saat di kasir, saya mengatakan padanya agar jangan keluar dulu karena saya sangat khawatir kalau-kalau dia berlari menyeberang jalan menemui ayahnya.

 Ternyata apa yang saya khawatirkan terjadi. Baru saja saya membuka pintu mini market dia langsung berlari dengan cepat untuk menemui ayahnya di seberang jalan. Padahal jalanan sangat ramai dengan lalu lalang kendaraan. Saya berteriak memanggil namanya dan berlari secepat kilat untuk meraih tangannya. Tapi larinya begitu cepat sehinga saya tidak bisa menggapai tangan mungilnya.  Saya hampir putus asa, namun di saat kritis itu tangan saya bergerak cepat untuk menarik ujung jilbab putihnya ..Allohu Akbar! Langkahnya terhenti, dan kepalanya mendongak keatas karena saya manarik ujung jilbabnya.Saya terduduk lemas karena beberapa detik kemudian sebuah angkot melaju dengan kencang beberapa senti di depan kami..

Subhanallah, Allahhu akbar…tak henti-hentinya saya mengucap syukur atas pertolongan allah.. Bahkan air mata saya meleleh karena merasakan betapa besar kuasa Allah..Saya membayangkan, kalau anak saya tidak memakai jilbab, apa yang akan terjadi padanya, meski saya sadar, bahwa lahir dan ajal itu ada ditangan allah.
Ah, karena jilbab putih mungil itu, aku masih bisa memeluk belahan jiwaku.. Teriama kasih, Allah..








Tidak ada komentar: